Dewa
Showing posts with label Dewa. Show all posts
Showing posts with label Dewa. Show all posts

Garuda

Garuda (Sanskerta: Garuḍa dan Bahasa Pāli Garula) adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.
Bangsa Jepang juga mengenal Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.
Indonesia dan Thailand menggunakan Garuda sebagai lambang negaranya.

Garuda Menurut Mitologi Hindu
Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung, wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan Kaśyapa dan Winatā, salah seorang putri Dakṣa.
Ia musuh bebuyutan para ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar dengan sesama istri dan atasannya, yaitu Kadru, ibu para ular.
Sinar Garuda sangat terang sehingga para dewa mengiranya Agni (Dewa Api) dan memujanya. Garuda seringkali dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh, tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya berwarna keemasan.
Ia memiliki putera bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.
Garuda dikatakan pernah mencuri amerta dari para dewa untuk membebaskan ibunya dari cengkeraman Kadru. Kemudian Indra mengetahuinya dan bertempur hebat dengannya. Amerta dapat direbut kembali, tetapi Indra luka parah dan kilatnya (bajra) menjadi rusak.

Nama-Nama Garuda
Garuda memiliki banyak nama dan julukan. Di bawah ini disajikan nama-namanya berikut artinya:

Nama-Nama Lain Garuda :
  • Kaśyapi
  • Wainateya
  • Suparṇna
  • Garutmān
  • Dakṣāya
  • Śālmalin
  • Tārkṣya
  • Wināyaka

Nama-Nama Julukan :
  • Sitānana, ‘wajah putih hijau’.
  • Rakta-pakṣa, ‘sayap merah’.
  • Śweta-rohita, ‘sang putih merah’.
  • Suwarṇakāya, ‘tubuh emas’.
  • Gaganeśwara, ‘raja langit’.
  • Khageśwara, ‘raja burung’.
  • Nāgāntaka, ‘pembunuh naga’.
  • Pannaganāśana, ‘pembunuh naga’.
  • Sarpārāti, ‘musuh ular-ular’.
  • Taraswin, ‘yang cepat’.
  • Rasāyana, ‘yang bergerak cepat sebagai perak’.
  • Kāmachārin, ‘yang pergi sesukanya’.
  • Kāmāyus, ‘yang hidup dengan senang’.
  • Chirād, ‘makan banyak’.
  • Wiṣṇuratha, ‘kereta Wisnu’.
  • Amṛtāharaṇa, ‘pencuri amerta’.
  • Sudhāhara, ‘pencuri’
  • Surendrajit, ‘penakluk Indra’.
  • Bajrajit, ‘penakluk kilat’.

source: id.wikipedia.org

Dattatreya

Menurut kepercayaan umat Hindu, Dattatreya (Sanskerta: दत्तात्रेय; Dattātréya) adalah seorang dewa yang merupakan penjelmaan dari Trimurti (tiga dewa utama), yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa. Dattatreya lahir sebagai putera Resi Atri dan Anasuya. Nama Dattatreya berasal dari kata datta dan atreya. Kata datta berarti "diberi", oleh karena Trimurti telah memberikan perwujudan sebagai putera Atri dan Anasuya. Kata atreya secara harfiah berarti "putra Atri".
Dalam tradisi Natha, Dattatreya dianggap sebagai awatara atau inkarnasi dari Dewa Siwa dan sebagai Adi-Guru (guru pertama) dalam tradisi Adinath Sampradaya. Di India, Dattatreya dipuja oleh berjuta-juta umat Hindu dan berbagai tradisi dilakukan untuk memuliakannya.

Riwayat Dattatreya

Kelahiran

Umat Hindu mempercayai legenda yang cukup terkenal mengenai kelahiran Dattatreya. Konon pada suatu hari, Narada memuji-muji pengabdian Anasuya terhadap suaminya (patibratyam) dihadapan istri-istri Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa. Pujian Narada yang berlebihan membuat mereka iri. Mereka memohon kepada suami masing-masing untuk menggoyahkan iman Anasuya. Brahma, Wisnu dan Siwa pergi menemui Anasuya dengan menyamar. Pada saat itu Atri tidak ada di rumah.

Dalam penyamaran, ketiga dewa meminta makanan kepada Anasuya. Ketika Anasuya menyanggupinya, ketiga dewa menambahkan bahwa mereka akan menerima persembahan apabila Anasuya melakukannya tanpa memakai pakaian. Anasuya jatuh dalam dilema. Bila ia datang tanpa memakai pakaian di hadapan pria lain maka pengabdiannya (patibratyam) akan jatuh. Bila ia menolak, maka ketiga tamunya bisa memberinya kutukan. Anasuya merasa bahwa ketiga tamu yang dilayaninya bukanlah orang normal karena permintaan mereka yang aneh dan ia merasa dijebak agar menuju situasi yang rumit. Kemudian Anasuya berkomunikasi dengan suaminya melalui pikirannya dan berkata bahwa ia tidak takut untuk melayani tamunya tanpa memakai pakaian karena tidak dipengaruhi oleh nafsu.
Saat ketiga tamunya memohon makanan dan tanpa sengaja menambahkan kata 'ibu' dalam permohonannya, Anasuya merasa bahwa ia harus melayani tamunya dengan menganggap mereka sebagai anak dan memberi pelayanan seperti yang mereka minta. Oleh karena ketulusan hatinya dalam melayani permohonan tamunya, tiba-tiba ketiga dewa berubah menjadi tiga anak kecil. Seketika itu juga buah dada Anasuya mulai mengucurkan air susu. Ia menyusui ketiga dewa yang sudah berubah menjadi anak kecil, lalu ia menaruh mereka ke dalam keranjang. Ketika Atri datang, Anasuya menceritakan kejadian yang sudah terjadi. Ketika ketiga anak terbangun, mereka berubah kembali menjadi para dewa dan memberikan anugerah kepada Anasuya. Anasuya memohon agar ketiga dewa menjelma sebagai anaknya. Akhirnya permohonan Anasuya dikabulkan, ketiga dewa menjelma sebagai Dattatreya.

Pengembaraan

Semenjak usia dini, Dattatreya meninggalkan rumahnya dan mengembara dengan tubuh telanjang, dalam perjalanan spiritual untuk mencari pemahaman tentang "sesuatu yang mutlak". Dattatreya diduga mengembara di wilayah Karnataka Utara, melewati Maharashtra, dan menuju Gujarat sepanjang sungai Narmada. Dia mencapai pencerahan di sebuah tempat yang tak jauh dari kota yang sekarang dikenal dengan nama Ganagapur, letaknya di sebelah selatan Maharashtra. Jejak kakinya yang asli diduga terletak di sebuah tempat yang sunyi di puncak gunung Girnar.

Baladewa

Dalam mitologi Hindu, Baladewa (Sanskerta: बलदोव) atau Balarama (Sanskerta: बलराम; Balarāma), disebut juga Balabhadra dan Halayudha, adalah kakak dari Kresna, putera Basudewa dan Dewaki. Dalam filsafat Waisnawa dan beberapa tradisi pemujaan di India selatan, ia dipuja sebagai awatara  (inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya) keenam dari Maha Awatara dan termasuk salah satu dari 25 awatara dalam Purana. Menurut filsafat Waisnawa dan beberapa pandangan umat Hindu, ia merupakan manifestasi dari Sesa, ular suci yang menjadi ranjang Dewa Wisnu.

Kemunculan Baladewa
Baladewa sebenarnya merupakan Kakak kandung Kresna karena terlahir sebagai putera Wasudewa dan Dewaki. Namun karena takdirnya untuk tidak mati di tangan Kamsa, ia dilahirkan oleh Rohini atas peristiwa pemindahan janin.
Kamsa, Kakak dari Dewaki, takut akan ramalan yang mengatakan bahwa ia akan terbunuh di tangan putera kedelapan Dewaki. Maka dari itu ia menjebloskan Dewaki beserta suaminya ke penjara dan membunuh setiap putera yang dilahirkan oleh Dewaki. Secara berturut-turut, setiap puteranya yang baru lahir mati di tangan Kamsa. Pada saat Dewaki mengandung puteranya yang ketujuh, nasib anaknya yang akan dilahirkan tidak akan sama dengan nasib keenam anaknya terdahulu. Janin yang dikandungnya secara ajaib berpindah kepada Rohini yang sedang menginginkan seorang putera. Maka dari itu, Baladewa disebut pula Sankarsana yang berarti "pemindahan janin".
Akhirnya, Rohini menyambut Baladewa sebagai puteranya. Pada masa kecilnya, ia bernama Rama. Namun karena kekuatannya yang menakjubkan, ia disebut Balarama (Rama yang kuat) atau Baladewa. Baladewa menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai seorang pengembala sapi bersama Kresna dan teman-temannya. Ia menikah dengan Reawati, puteri Raiwata dari Anarta.
Baladewa mengajari Bima dan Duryodana menggunakan senjata Gada. Dalam perang di Kurukshetra, Baladewa bersikap netral. Seperti kerajaan Widarbha dan Raja Rukmi, ia tidak memihak Pandawa maupun Korawa. Namun, ketika Bima hendak membunuh Duryodana, ia mengancam akan membunuh Bima. Hal itu dapat dicegah oleh Kresna dengan menyadarkan kembali Baladewa bahwa Bima membunuh Duryodana adalah sebuah kewajiban untuk memenuhi sumpahnya. Selain itu, Kresna mengingatkan Baladewa akan segala prilaku buruk Duryodana.

Loki (Dewa Cerdik)

Loki/ Loke (Loki Laufeyjarson) adalah seorang dewa, keturunan Jotun yang suka mangacau dan memberi tipu muslihat, putera raksasa Fárbauti dan Laufey, dan saudara angkat Odin. Ia dijuluki sebagai “Si pencari masalah”. Ia dengan leluasa berbaur dengan para Dewa, sebelum diangkat menjadi saudara Odin. Menurut mitologi, Loki bukan seorang Dewa. Dia tidak dianggap termasuk golongan Æsir ataupun golongan Vanir, karena ia berasal dari golongan Jotun. Namun karena dia memiliki kedekatan dengan Odin, maka dia dianggap golongan Æsir.
Loki adalah Dewa cerdik yang memperdaya Hodhr, saudara Balder yang buta untuk membunuh Balder.

Tyr (Dewa Pertempuran)

Tyr (bahasa Norwegia kuno: Týr) adalah Dewa pertempuran dan kemenangan yang berlengan satu dalam Mitologi Nordik. Dalam Edda Islandia, dia merupakan putera Odin dan Hymir. Ia mengorbankan tangannya kepada serigala yang bernama Fenris sehingga ia hanya memiliki satu tangan

Odin (Pemimpin Para Dewa)

Dalam Mitologi Nordik, Odin adalah pemimpin para Dewa. Namanya konon berasal dari kata “óðr” (baca: Odhr), yang berarti “perangsang”, “kemarahan”, dan “puisi”. Sebagai pemimpin para Dewa, ia memiliki banyak peran: Dewa kebijaksanaan, Dewa perang, Dewa pertempuran, dan Dewa kematian.

Thor (Dewa Petir)

Dalam Mitologi Nordik, Thor (bahasa Norwegia kuno: Þórr; bahasa Inggris kuno: Þunor) adalah "Si janggut berambut merah" yang bergelar sebagai Dewa Petir. Thor adalah putera Dewa Odin dan raksasa Jord. Selama Ragnarök, Thor dan Jörmungandr akan saling membunuh satu sama lain.

Kisah Mengenai Thor
Menurut kisah yang tertulis di Edda, saat Loki sedang terbang, ia tertangkap oleh Geirrod. Geirrod yang membenci Thor menyuruh Loki agar mengajak Thor mengunjungi kastilnya karena ia ingin membunuh Thor di sana. Loki setuju dengan rencana tersebut dan Thor tidak tahu bahwa ia diajak masuk perangkap Loki. Ketika mereka memasuki kastil Geirrod, Grid (seorang Jotun wanita) tidak mengizinkan masuk. Ia menunggu sampai Loki meninggalkan mereka berdua. Setelah Loki pergi, Grid menceritakan apa yang sebenarnya terjadi lalu ia memberikan sarung tangan baja, tongkat dan sabuk ajaib. Setelah itu, Thor membunuh Geirrod dan semua Jotun yang ditemuinya, kecuali Gjálp dan Greip, dua puteri Geirrod.

Zeus (Raja Para Dewa)

Zeus (Yunani: Ζεύς) atau Dias (Δίας) adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani. Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah para Dewa dan manusia". Zeus tinggal di Gunung Olimpus. Zeus adalah dewa langit dan petir. Simbolnya adalah petir, elang, banteng, dan pohon ek. Zeus sering digambarkan oleh seniman Yunani dalam posisi berdiri dengan tangan memegang petir atau duduk di tahtanya. Zeus juga dikenal di Romawi Kuno dan India kuno. Dalam bahasa Latin disebut Iopiter sedangkan dalam bahasa Sanskerta disebut Dyaus-pita.
Zeus adalah anak dari Kronos dan Rea, dan merupakan yang termuda di antara saudara-saudaranya. Zeus menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi dewi penikahan. Zeus terkenal karena hubungannya dengan banyak wanita dan memiliki banyak anak. Anak-anaknya antara lain Athena, Apollo dan Artemis, Hermes, Ares, Hebe, Hefaistos, Persefon, Dionisos, Perseus, Herakles, Helene, Minos, dan Mousai. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut.
Zeus dikaitkan dengan dewa Jupiter dari mitologi Romawi, dewa Amun dari mitologi Mesir, dewa Tinia dari mitologi Etruska, dan dewa Indra dari mitologi Hindu. Zeus, bersama Dionisos, dihubungkan dengan dewa Sabazios dari Frigia, yang dikenal sebagai Sabazius di Romawi.

Asal-Usul
Zeus, sering disebut sebagai Zeus pater ("O, Ayah Zeus"), adalah pengembangan dari *Di̯ēus, dewa langit siang dalam mitologi Proto-Indo-Eropa, yang juga disebut* Dyeus ph2tēr ("Bapak Langit"). Dengan demikian, Zeus adalah dewa Yunani yang namanya berasal dari kebudayaan Indo-Eropa. Zeus diadaptasi ke dalam mitologi Romawi menjadi Jupiter. Dalam mitologi Nordik, Zeus/Jupiter dikenal sebagai Thor (dewa petir). Berbeda dengan Zeus dan Jupiter yang merupakan penguasa langit, Thor bukanlah pemimpin para dewa melainkan Odin.

Zeus Dalam Mitologi

Zeus yang masih bayi dan diberi minum berupa susu kambing Amatheia.
  • kelahiran
Kronos memperoleh beberapa anak dari istrinya, Rea, yaitu Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon. Tetapi Kronos menelan semua anak-anaknya begitu mereka lahir karena Kronos takut pada ramalan bahwa kekuasaannya akan digulingkan oleh keturunannya seperti dia merebut kekuasaan dari ayahnya (Uranus). Namun ketika Zeus lahir, Rhea menyembunyikannya di Kreta agar tidak ditelan Kronos. Rhea memberikan sebuah batu terbungkus kain pada Kronos dan mengatakan bahwa itu adalah anaknya. Kronos mempercayai Rhea dan menelan batu yang dia kira anaknya tersebut.


  • Masa Kecil 
Rhea menyembunyikan Zeus di sebuah gua di Gunung Ida di Kreta. Berikut ini adalah beberapa versi berbeda-beda yang membesarkan zeus:

- Zeus dibesarkan oleh Gaia.
- Zeus dibesarkan oleh seekor kambing bernama Amaltheia, dan para Kouretes— sekumpulan prajurit yang bernyanyi, menari, dan menghentakkan tombak pada perisai supaya Kronos tidak mendengar suara tangisan Zeus.
- Zeus dibesarkan oleh seorang nimfa bernama Adamantheia
- Zeus dibesarkan oleh nimfa bernama Kinosura. Sebagai balasannya, Zeus mengangkatnya ke langit sebagai bintang.
- Zeus dibesarkan oleh Melissa, yang memberinya susu kambing dan madu.
- Zeus dibesarkan oleh keluarga gembala yang dijanjikan bahwa ternak mereka akan aman dari serigala.
  • Menjadi Raja Para Dewa
Setelah dewasa, Zeus berhasil membuat Kronos memuntahkan saudara-saudaranya. Zeus lalu membebaskan para Gigant, Hekatonkhire dan Kiklops dari Tartaros setelah membunuh Kampe, penjaga Tartaros. Para Kiklops pun membuatkan petir untuk Zeus. Bersama saudara dan sekutunya, Zeus memerangi para Titan dalam Titanomakhia. Para Titan yang kalah lalu dikurung di Tartaros sementara Atlas diharuskan memikul langit di pundaknya.
Setelah mengalahkan para Titan, Zeus melakukan undian dengan Poseidon dan Hades. Zeus memperoleh langit, Poseidon lautan, dan Hades dunia bawah, sedangkan bumi diatur oleh semua dewa.
Gaia marah karena Zeus mengurung para Titan. Gaia pun mengirim anak-anaknya yang lain untuk melawan para dewa Olimpus. Para dewa Olimmpus harus menghadapi monster Tifon dan Ekhidna. Zeus berhasil mengurung Tifon di bawah sebuah gunung dan membiarkan Ekhidna serta anak-anaknya hidup sebagai ujian bagi para pahlawan.

  • Zeus dan Hera
Zeus adalah saudara sekaligus suami Hera. Zeus menyukai Hera tetapi Hera selalu menolaknya, karena itu Zeus menggunakan tipu muslihat untuk mendapatkan Hera. Zeus mengubah dirinya menjadi burung tekukur. Ketika Hera melihat burung tersebut, dia mendekatkan burung tersebut ke dadanya, saat itulah Zeus berubah kembali dan memperkosa Hera. Untuk menutupi rasa malunya, Hera pun menikahi Zeus. Dari Hera, Zeus menjadi ayah dari Ares, Hebe, Hefaistos, Eileithiia dan Eris. Hera sangat marah terhadap perempuan yang menjadi wanita selingkuhan Zeus dan dia memusuhi wanita-wanita tersebut termasuk juga anak-anak mereka.

  • Lain-Lain
- Zeus mengubah Pandaros menjadi batu karena mencuri anjing emas dari Kreta.
- Zeus membunuh Salmonios dengan petir karena meniru Zeus.
- Zeus mengubah Perifas menjadi elang setelah dia mati sebagai hadiah karena Perifas adalah manusia yang baik dan adil.
- Seorang nimfa bernama Khelone menolak menghadiri pernikahan Zeus dan Hera, akibatnya Zeus mengubahnya menjadi seekor kura-kura.
- Zeus, bersama dengan Hera, mengubah raja Haemus dan ratu Rhodope menjadi gunung karena kesombongan mereka.
- Zeus menghukum Tantalos di Tartaros selamanya karena Tantalos menjamu para dewa dengan daging manusia.
- Zeus menghukum Iksion selamanya berada di roda api karena mencoba memperkosa Hera.
- Zeus menenggelamkan para Telkhines karena mempraktikkan sihir hitam.
- Zeus membutakan mata Fineus karena membocorkan rahasia para dewa.
- Zeus memberi Teiresias masa hidup yang panjang karena memihak Zeus dalam suatu perdebatan melawan Hera.
- Zeus menghukum Hera ketika Hera berusaha membunuh Herakles dengan menggunakan badai.
- Dari semua anaknya yang terlahir sebagai setengah dewa, Zeus memilih Herakles untuk bertempur bersamanya melawan para Gigant.
- Athena disebut-sebut sebagai anak perempuan favorit Zeus
- Burung keramatnya adalah burung elang karena melambangkan kekuatan, kekuasaan dan keadilan.
- Pohon kesukaannya adalah pohon ek, simbol kekuatan. Pohon zaitun juga dikeramatkan untuknya.
- Zelos, Nike, Kratos dan Bia termasuk dalam rombongan Zeus.
- Prometheus dihukum oleh Zeus dengan elang yang memakan hati Prometheus setiap hari karena Prometheus mencuri api dari Gunung Olimpus.

Julukan
- Zeus Hospites dan Zeus Xenios - pelindung para tamu,
- Zeus Philoxenon - pelindung orang asing,
- Zeus Olympios - dewa di Gunung Olimpus,
- Zeus Agoraios - pelindung perdagangan,
- Zeus Aegidukhos - pemegang Aigis,
- Zeus Horkios - penjaga sumpah,
- Astrapios - pemegang kilat,
- Brontios - pemegang petir,
- Zeus Tallaios atau Solar Zeus,
- Zeus Meilikhios,
- Kasios - Zeus dari Gunung Kasios di Suriah,
- Ithomatas - Zeus dari Gunung Ithomi di Messenia.

Poseidon (Dewa Laut)

Dalam mitologi Yunani, Poseidon (bahasa Yunani: Ποσειδῶν, Poseidó̱n) dikenal sebagai dewa penguasa laut, sungai, dan danau. Poseidon memiliki senjata berupa trisula yang bisa menyebabkan banjir dan gempa bumi. Trisula tersebut dibuat oleh para Kiklops semasa Titanomakhia. Poseidon juga memiliki kendaraan yang ditarik oleh hippokampos (makhluk setengah kuda setengah ikan). Poseidon beristrikan Amfitrit dan memiliki anak bernama Triton. Posidon juga adalah dewa yang menciptakan kuda dalam upayanya merayu Demeter.
Dewa laut Nethuns dalam mitologi Etruska diadopsi ke dalam mitologi Romawi sebagai Neptunus: keduanya merupakan dewa padanan bagi Poseidon. Poseidon sudah dipuja di Pylos dan Thebes sejak zaman perunggu Yunani sebagai saudara Zeus dan Hades. Ada sebuah Himne Homeros untuk Poseidon. Poseidon mempunyai banyak anak. Poseidon merupakan pelindung bagi banyak kota di Yunani, meskipun dia gagal mendapatkan Kota Athena. Binatang kesukaannya adalah kuda dan banteng. Pohon pinus dikeramatkan baginya.

Asal-Usul
Nama Poseidon secara jelas berakar dari Yunani yaitu pósis "raja, suami" dengan unsur -don, kemungkinan dari dea, "dewi". Menurut lembaran tanah liat Linear B, nama PO-SE-DA-WO-NE ("Poseidon") muncul lebih sering daripada DI-U-JA ("Zeus"). Bentuk femininnya, PO-SE-DE-IA, juga ditemukan, menunjukkan adanya dewi lain yang menjadi pasangan Poseidon dan kemungkinan merupakan pendahulu Amfitrit. Lembaran tanah liat dari Pylos menceritakan persembahan benda-benda untuk "Poseidon dan Dua Ratu". Identifikasi paling jelas mengenai "Dua Ratu" adalah Demeter dan Persefon, atau para pendahulu mereka, dewi-dewi yang tidak dikaitkan dengan Poseidon pada periode-periode berikutnya. Di Knossos, Myceneae, Poseidon dikenal sebagai "Pengguncang Bumi" (E-NE-SI-DA-O-NE), sebuah kedudukan yang kuat mengingat gempa bumi adalah bencana alam yang menyebabkan keruntuhan Budaya Minoa. Sementara dalam budaya Myceneae yang sangat bergantung pada lautan, tidak ditemukan adanya hubungan antara Poseidon dan laut; Di antara dewa Olimpus, dewa yang berkuasa atas lautan ditentukan oleh undian yang berarti dewa lebih dulu ada sebelum memperoleh suatu wilayah kekuasaan.
Nama Demeter dan Poseidon ada kaitannya di salah satu lembaran Pylos, mereka muncul sebagai PO-SE-DA-WO-NE dan DA, dengan julukan Enosikhthon, Seiskhthon and Ennosigaios, semuanya bermakna "pengguncang bumi" dan menunjukkan peran Poseidon sebagai penyebab gempa bumi.

Penggambaran
Poseidon selalu digambarkan sebagai seorang pria yang perkasa, berjenggot dan membawa trisula. Satu pukulan dari trisulanya bisa membelah bumi. Poseidon kadang-kadang digambarkan bertubuh setengah ikan. Dia mengendarai kereta yang ditarik oleh dua ekor hippokampos. Poseidon sering digambarkan bersama rombongannya yaitu Amfitrit, Triton, Nereid, lumba-lumba, Dioskuri, Palaemon, Pegasus, Bellerofontes, Thalassa, Ino, dan Galene. Poseidon sering digambarkan dengan kerang laut atau hewan laut lainnya.Dalam Theogonia karya Hesiod, Poseidon disebut sebagai "Yang Berambut Gelap". Seperti kebanyakan dewa laut, dia memiliki kemampuan untuk mengubah wujudnya, tetapi Poseidon tidak memiliki kekuatan meramal. Figur Poseidon tidak mencirikan karakter keagungan seperti saudaranya, Zeus; tetapi lebih mencerminkan ciri khas lautan yang bisa berubah-ubah, kadang bergejolak dan kadang tenang.

Julukan
Dalam mitologi Romawi Poseidon dikenal sebagai Neptunus. Dia juga dikenal dengan julukan sebagai berikut: Aigaios, Asfaleios, Kuirios, Damatites, Epaktaios, Epopsios, Gaiaokhos, Genethlios, Helikonios, Hippios, Hippokurios, Isthmos, Lekhaios, Onkhestios, Patros, Petraios, Samikos, Samios, Tainarius.
Poseidon juga disebut dewa kuda, dengan julukan Hippios (atau Konsos). Julukannya yang lain adalah Enosikhthon (Ἐνοσέχθων, "Pengguncang Bumi"), dan Geokhos (Γεήοχος, "Penjaga Bumi"). Di kota Aegae di Euboea, dia dikenal sebagai Poseidon Aigaios dan mempunyai kuil yang indah di atas bukit.

Hermes (Dewa Pembawa Pesan)

Hermes (bahasa Yunani: Ἑρμῆς) adalah dewa pembawa pesan dalam mitologi Yunani. Hermes dilahirkan di Gunung Kellina di Arkadia. Hermes adalah anak dari Zeus dan Maia dan merupakan salah satu dewa Olimpus. Hermes adalah pelindung daerah perbatasan, para pengelana, gembala, pencuri, penipu, pidato, sastra dan puisi, olahraga, pengukuran, penemuan, dan perdagangan. Simbolnya meliputi kura-kura, ayam jantan, sandal bersayap, topi bersayap, dan kadukeus (tongkat yang dia dapat dari Apollo atas penemuan Lira). Dalam mitologi Romawi, Hermes dikenali sebagai Merkurius, dewa perdagangan yang diadaptasi dari mitologi Etruska.
Selain menemukan lira, Hermes juga dipercaya menemukan berbagai jenis olahraga seperi gulat, balap, dan tinju sehingga dianggap debagai dewa atletik. Hermes melidungi para olahragawan dan membantu atlet yang terluka. Para pelancong juga memberikan persembahan pada Hermes sebelum bepergian suapaya perjalanan mereka aman.
Sebagai dewa pembawa pesan, Hermes bertugas mengantarkan pesan dari para dewa di Olimpus kepada manusia. Dia mengenakan sandal bersayap dalam menjalankan tugasnya. Tugas membawa pesan juga dilakukan oleh dewi Iris.
Hermes juga bertugas membantu para roh menemukan jalan menuju dunia bawah. Hermes adalah salah satu dewa yang bisa dengan bebas keluar-masuk dunia bawah tanpa halangan, dewa lainnya yang bisa melakukan hal tersebut adalah Hades, Persefone, Hekate, dan Thanatos.
Hermes adalah dewa termuda kedua di antara dewa Olimpus setelah Dionisos. Pada malam setelah dia lahir, dia mencuri ternak milik Apollo. Hermes berhubungan dengan Afrodit dan memiliki anak bernama Hermafroditos.

Etimologi
Nama Hermes berasal dari bahasa Yunani, herma. Herma adalah tiang persegi dari batu atau perunggu dengan patung kepala di bagian atas dan patung alat kelamin pria di bagian bawahnya. Pada masa kuno, tiang ini biasa diletakkan di daerah perbatasan untuk keberuntungan. Hal ini ada hubungannya dengan peran Hermes, yang pada awalnya merupakan simbol alat kelamin dan perbatasan sebelum disembah sebagai dewa perdagangan dan perjalanan.

Penggambaran
Awalnya Hermes digambarkan sebagai pria tua dan berjenggot tetapi dalam perkembangan selanjutnya terutama sejak akhir abad ke-4 SM, Hermes dicitrakan ulang sebagai dewa yang muda dan atletis. Patung Hermes dengan tipe baru ini ditemukan di berbagai stadia dan Gimnasium di Yunani.
Hermes biasanya digambarkan dengan mengenakan topi bertepi lebar atau topi bersayapas (petasus), sandal bersayap (talaria), dan tongkat (bisa kadukeus atau kerikion). Hermes memakai pakaian pelancong, pekerja, atau gembala. Dia disimbolkan dengan kantung, ayam jantan, dan kura-kura. Ketika digambarkan sebagai Hermes Logios, dia merupakan simbol kepandaian bicara, biasanya ditunjukkan sedang berbicara sambil mengangkat satu tangan.

Julukan
Hermes memiliki banyak julukan, beberapa di antaranya adalah:
  • Krioforos (pembawa domba),
  • Argeifontes (pembunuh Argus),
  • Agoraios (pemilik agora),
  • Akakesios (dari Akakos),
  • Kharidotes (pemberi pesona),
  • Killenios (lahir di Gunung Killene),
  • Diaktoros (pembawa pesan),
  • Dolios (pengatur siasat),
  • Enagonios (penguasa perlombaan),
  • Enodios (di perjalanan),
  • Epimelios (penjaga ternak),
  • Eriounios (pembawa keberuntungan),
  • Psikhopompos (pengantar roh),
  • Poligios.

Hefaistos (Dewa Pengrajin)

Hefaistos (bahasa Yunani: Ἥφαιστος, Hēphaistos) dalam mitologi Yunani adalah dewa teknologi, pandai besi, pengrajin, pemahat, logam, metalurgi, api, dan gunung berapi. Dalam mitologi Romawi dia dikenal sebagai Vulkanus. Hefaistos adalah putra dari Zeus dan Hera. Dia adalah dewa yang pincang. Dia beperan sebagai pandai besi bagi para dewa dan sering membuat berbagai alat dan senjata yang sangat berguna bagi para dewa. Hefaistos disembah di semua pusat industri dan manufaktur di Yunani terutama di Kota Athena. Bengkel dan pusat pemujannya terletak di pulau Lemnos. Simbolnya adalah palu, landasan besi, dan penjepit. Dia juga kadang-kadang digambarkan sedang memegang kapak. Ada kuil Hefaistos yang terletak di dekat agora di kota Athena.

Silsilah
Dalam Odisseia dan kemungkinan dalam Iliad, Hefaistos lahir dari hubungan Zeus dengan Hera. Dalam cerita lainnya, Hera melahirkan Hefaistos sendirian tanpa suami; Hera melakukannya karena Zeus juga melahirkan Athena sendirian. Tetapi pada lukisan-lukisan vas di Attika, Hefaistos digambarkan sudah ada sebelum kelahiran Athena. Hefaistos dilukiskan memegang kapak untuk membelah kepala Zeus dan mengeluarkan Athena.

Karakteristik
Hefaistos diceritakan dalam mitologi Yunani sebagai dewa yang pincang dan langkahnya terputus-putus. Dia pincang sejak lahir atau karena jatuh dari Olimpus. Hefaistos berjalan dengan menggunakan tongkat. Palaimonius, putra Hefaistos yang merupakan seorang ahli perunggu, juga pincang. Anak-anak Hefaistos yang lainnya, para Kabeiroi di pulau Samothrake, juga pincang Selain itu, Padanan Hefaistos dalam mitologi Romawi, Vulkan, juga seorang dewa yang pincang. Dalam beberapa cerita, Hefaistos membuat sebuah kursi roda atau kereta perang untuk membantunya bergerak. Dalam Iliad, Hefaistos membuat sebuah mesin dari perunggu berbentuk manusia untuk membantunya berjalan ke berbagai tempat.

Julukan
Hefaistos memiliki banyak julukan, beberapa di antaranya adalah:
  • ἀμφιγύεις (yang lumpuh)
  • κυλλοποδίων (yang terhenti-henti)
  • χαλκεύς (ahli tembaga)
  • κλυτοτέχνης (pencipta termasyhur)
  • πολύμητις (cerdik, licik) atau (memiliki banyak perangkat)

Keahlian
Hefaistos banyak membuat benda-benda ajaib untuk para dewa bahkan sebagian besar benda berkekuatan khusus dalam mitologi Yunani diceritakan dibuat oleh Hefaistos, di antaranya adalah helm dan sandal bersayap Hermes, perisai Aigis, korset Afrodit, tongkat Agamemnon, baju perang Akhilles, lonceng perunggu Herakles, kereta perang Helios, bahu Pelops, busur dan anak panah Eros, Pandora dan kotaknya, serta Talos. Hefaistos bekerja dengan dibantu oleh para Kiklops di bengkelnya. Dia juga membuat alat otomatis untuk membantu pekerjaannya, salah satunya adalah mesin kaki tiga yang bisa berjalan dari dan ke Olimpus. Hefaistos memberikan muridnya, Kedalion, untuk memandu Orion yang buta. Hefaistos juga adalah dewa yang membuat singgasana untuk semua dewa di istana Olimpus.

Hades (Dewa Dunia Bawah)

Hades (bahasa Yunani: ᾍδης, Hadēs, atau Ἅιδης, Háidēs) adalah dewa dunia bawah dalam Mitologi Yunani. Hades merupakan putra tertua dari Kronos dan Rea. Dia bersama saudara-saudaranya mengalahkan para Titan dan mengambil alih kekuasaan atas dunia. Zeus, Poseidon dan Hades melakukan undian untuk menentukan tempat kekuasaan dan Hades mendapat dunia bawah. Karena asosiasinya dengan dunia bawah, Hades sering dianggap sebagai dewa kematian meskipun bukan. Hades juga kadang-kadang disebut sebagai dunia bawah itu sendiri.
Dalam mitologi Romawi Hades disebut sebagai Pluto, Dis Pater dan Orkus sedangkan dalam mitologi Etruska dewa padanannya adalah Aita. Simbol yang diasosiasikan dengan Hades yaitu Helm Kegelapan dan anjing berkepala tiga, Kerberos.
Istilah Hades dalam kekristenan (dan dalam Bahasa Yunani Koine) serupa dengan sheol dalam ajaran Yahudi (שאול, kuburan atau lubang di bumi), dan merujuk pada tempat untuk roh manusia. Sementara konsep neraka dalam agama Kristen lebih mirip dengan konsep Tartaros dalam mitologi Yunani, bagian dari Hades yang suram dan mengerikan dan digunakan sebagai tempat penyiksaaan dan penderitaan.

Dunia Hades
Peta dunia bawah buatan Andrea de Jorio.
Dalam mitologi Yunani yang sangat kuno, dunia Hades adalah tempat tinggal roh orang mati yang suram dan berkabut (disebut juga Erebos). Pada periode selanjutnya, mitos ini berkembang dengan adanya penghakiman terhadap para roh dan adanya imbalan dan hukuman. Beberapa manusia (termasuk Herakles), boleh langsung meninggalkan tempat ini begitu mereka masuk.
Dunia ini terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk Elisium, Padang Asphodel, dan Tartaros. Ada juga Pulau Keberkahan, tempat para manusia pilihan.
Dalam mitologi Romawi, pintu masuk ke dunia bawah terletak di Avernus, sebuah kawah di dekat Cumae, dan merupakan rute yang digunakan oleh Aineias untuk pergi ke dunia bawah. Roh manusia masuk ke dunia bawah dengan menyeberangi sungai Akheron menaiki perahu yang didayung oleh Kharon. Kharon meminta bayaran berupa sekeping obolos, koin kecil yang disimpan di mulut jenazah oleh keluarga atau kerabat. Roh-roh yang tidak memiliki koin tersebut tidak bisa menyeberang dan harus berdiam selama ratusan tahun di tepi sungai, mereka bahkan kadang-kadang kembali ke dunia manusia untuk menghantui orang-orang yang seharusnya memberi mereka penguburan yang layak. Orang-orang Yunani bisanya memberikan persembahan pada dewa agar mereka terhindar dari roh-roh semacam itu. Di seberang sungai Akheron ada anjing berkepala tiga, Kerberos, yang menjaga pintu dunia bawah. Kerberos akan membiarkan orang masuk tetapi tidak akan mengizinkan ada yang keluar. Kerberos pernah dikalahkan oleh Herakles. Setelah melewati Kerberos, roh manusia kemudian memasuki tempat penghakiman.
Ada lima sungai di dunia bawah yaitu Akheron (sungai kesedihan), Kokitos (sungai ratapan), Flegethon (sungai api), Lethe (sungai kelalaian), dan Stix (sungai kebencian). Sungai Stix adalah sungai yang sangat keramat, sumpah yang diambil di sungai ini tak bisa dilanggar. Tubuhn Akhilles direndam di sungai ini untuk membuatnya kebal. Sungai Stix adalah sungai yang membatasi dunia bawah dan dunia atas.
Ada dua kolam di dunia bawah, kolam Lethe, tempat roh manusia dikumpulkan dan dihapus ingatannya, dan kolam Mnemosine, tempat para roh memperoleh ingatan mereka kembali. Di halaman depan istana Hades ada tempat bagi tiga hakim dunia bawah, Minos, Rhadamanthus, dan Aiakos. Dari sana ada tiga jalan yang berujung pada tempat yang berbeda. Para roh akan diadili oleh para hakim dan dikirm ke jalan yang sesuai bagi mereka. Roh orang yang tak pernah berbuat jahat akan pergi ke Padang Asphodel, roh orang jahat akan dikirm ke Tartaros, dan roh para pahlawan akan pergi ke Elisium.

Etimologi
Asal nama Hades atau Aides masih belum jelas. Beberapa orang berpendapat bahwa itu berasal dari a-idein yang berarti "yang tak terlihat". Sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa Hades berasal dari hadô atau chadô; sehingga Hades bermakna "yang memiliki semua" atau "yang menerima semua".

Penggambaran
Haides sering digambarkan sebagai dewa yang memiliki janggut yang gelap dan berpakaian megah dengan memegang tongkat atau dwisula. Hades juga digambarkan sebagai dewa yang menuangkan kesuburan dari sebuah keranjang berbentuk tanduk (kornukopia).

Julukan
Hades, sebagai dewa orang mati, merupakan figur yang menakutkan bagi orang yang masih hidup. Orang hidup segan untuk bersumpah atas nama Hades dan akan memalingkan wajahnya ketika melakukan persembahan untuk Hades. Bagi beberapa orang, menyebut nama "Hades" saja sudah cukup menakutkan sehingga munculah berbagai julukan baginya. Salah satunya adalah Pluton ("kekayaan"), karena mineral berharga ada di bawah tanah dan dimiliki oleh Hades. Sofokles menyebut Hades sebagai "Dia Yang Kaya". Julukan Hades yang lainnya adalah Polysemantor ("Penguasa banyak benda"), Polidegmon ("Yang menerima banyak hal"), Nekrodegmon ("Penerima orang mati"), Nekron Soter ("Penyelamat orang mati"), dan Eubuleus ("Penasehat yang baik"). Dia juga disebut sebagai Zeus Khthonios ("Zeus dunia bawah"), "Dia yang sunyi", dan "Raja para roh".

Dionisos (Dewa Arak)

Dalam mitologi Yunani, Dionisos (bahasa Yunani: Διόνυσος atau Διώνυσος) adalah dewa anggur (arak) dan selalu diasosiasikan sebagai dewa pesta, ia juga merupakan salah satu dari 12 Dewa Olimpus. Dia dikenal sebagai Bakkhus dalam Romawi dan kegilaan yang ditimbulkan saat kedatangannya dinamai bakkheia. Misi dari Dionisos adalah untuk membunyikan alat musik aulos dan mengakhiri rasa khawatir. Ilmuwan telah mendiskusikan hubungan Dionisos dengan "Pemujaan Jiwa" dan kemampuannya untuk berkomunikasi antara yang hidup dan yang sudah mati.
Dalam mitologi yunani, Dionisos merupakan putra dari Zeus dengan Semele, namun ada mitos lain yang mengatakan bahwa ia adalah putra Zeus dengan Persefone, ratu dari dunia orang mati.
Pada masa kuno, pemuja Dionisos akan berkumpul di hutan dan menari untuk menghormatinya dan minum arak hingga mabuk. Dionisos juga dikenal sebagai dewa teater dan beberapa puisi kuno terbesar dipersembahkan baginya. Semua yang terlibat, mulai dari penulis, aktor dan penyanyi, dianggap sebagai pelayannya.

Etimologi
Nama Dionisos tidak memiliki arti yang jelas; unsur -nisos mungkin tidak berasal dari Yunani, tetapi dio- sejak masa kuno telah dihubungkan dengan Zeus (Dios). Sementara Nisa, dalam mitologi Yunani, adalah nama seorang nimfa yang mengasuh Dionisos atau nama gunung tempat dia ditemui oleh beberapa nimfa (para Nisiad), yang memberinya makan dan menjadikannya abadi atas instruksi Hermes. Kemungkinan lainnya adalah bahwa nama Dionisos dibentuk dari kata Dio- dan kata kerja nissein (menusuk, menembus), yang berhubungan dengan cara dia lahir.
Bentuk paling awal dari nama Dionisos terdapat pada lembaran Linear B yang ditemukan di Pylos, di sana tertulis DI-WO-NU-SO, dan satu lagi terdapat di Khania, Kreta, tempat dia disembah bersama Zeus. Herodotos, seperti semua cendekiawan Yunani kuno, berpendapat bahwa penyembahan Dionisos muncul belakangan dibanding pemujaan pada Dewa-dewa Olimpus yang lain. Herodotos mengatakan:
Karena, kisah Yunani mengatakan bahwa tidak lama setelah Dionisos lahir, Zeus memasukkannya ke dalam pahanya dan membawanya pergi ke Nisa di Ethiopia.....sementara untuk Pan, orang-orang Yunani tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah kelahirannya. Oleh karena itu jelas bagiku bahwa orang-orang Yunani mengetahui nama kedua dewa tersebut belakangan daripada dewa-dewa yang lainnya...
—Herodotos, Historia 2.146

Julukan
Dionisos kadang-kadang disebut dengan julukan Akratoforos, yang menunjukkan dirinya sebagai pemberi minuman anggur, dan disembah di Figalia di Arkadia. Di Sikion dia disembah dengan nama Akroreites. Sebagai Bakkhus, dia mandapat julukan Adonios, "Penguasa". Aigobolos, "pembunuh kambing", adalah namanya ketika dia disembah di Potniae di Boeotia. Sebagai Aesimnetes ("penguasa" atau "raja") dia disembah di Aroë dan Patrae di Akhaea. Julukan lainnya adalah Bromios, "pemegang petir" atau "pemilik teriakan keras". Sebagai Dendrites, "pemilik pohon-pohon", dia adalah dewa kesuburan. Dithirambos kadang-kadang mengacu padanya atau pada lagu untuknya dalam festival; nama yang menunjukkan kelahiran prematurnya. Eleutherios ("sang pembebas") adalah julukan untuk Dionisos dan Eros. Julukan lain yang menunjukkan dirinya sebagai dewa kesuburan ada di pulau Samos dan Lesbos, yaitu Enorkhes . Evius adalah julukan Dionisos dalam drama karya Euripides, Bakkhai. Iakkhos, kemungkinan adalah julukan Dionisos juga, dihubungkan dengan Misteri Eleusis; di Eleusis, dia dikenal sebagai putra Zeus dan Demeter. Nama "Iakkhos" kemungkinan berasal dari Ιακχος (Iakchos), sebuah himne yang dinyanyikan untuk Dionisos. Sementara dengan julukan Liaios ("dia yang membuka ikatan"), Dionisos dikenal sebagai dewa kebebasan dan relaksasi dari rasa takut dan khawatir, dan sebagai Oinios dia adalah dewa alat pembuat minuman anggur. Di Makedonia dia disebut sebagai Pseudanor ("orang palsu"), Agrios ("liar") dan Erikriptos ("sangat tersembunyi").

Ares (Dewa Perang)

Patung Ares di Villa Hadrian
Ares (Yunani kuno: Ἄρης [árɛːs], Yunani modern: Άρης [ˈaris]) merupakan dewa perang dalam mitologi Yunani. Ares adalah anak dari Zeus dan Hera dan termasuk dalam 12 Dewa Olimpus. Dua pengawal utamanya adalah Fobos dan Deimos. Ares adalah dewa yang haus darah dan merupakan perwujudan dari pembunuhan Ares berkuasa atas alat-alat perang, penyerangan dan pertahanan kota, pemberontakan, penjarahan, kejantanan dan keberanian. Burung hering dan anjing adalah binatang keramat bagi Ares. Dalam Iliad, dia muncul dengan dikelilingi oleh berbagai penjelmaan dari kengerian perang tetapi dalam Odyssey karakternya agak sedikit melunak.
Ares juga terlibat dalam pendirian kota Thebes. Dalam mitologi Romawi ia dikenal dengan nama dewa Mars. Nama Mars menjadi nama salah satu planet yang dekat dengan bumi dan memiliki 2 bulan yang dinamai berdasarkan nama pengawalnya (Phobos dan Deimos). Nama bulan Maret merupakan persembahan baginya.

Etimologi
Asal namanya berhubungan dengan bahasa Yunani ἀρή (are), pengembangan dari ἀρά (ara), "kutukan, kehancuran". Sedangkan nama Mars kemugkinan berhubungan dengan kata Yunani μάρναμαι (marnamai), "bertarung, bertempur" atau dengan bahasa Hindi atau Punjab maarna (membunuh).

Karakteristik
Dalam mitologi Yunani, ada beberapa dewa yang melambangkan berbagai aspek dari peperangan, misalnya Athena yang melambangkan kebijaksanaan dan strategi perang, dan melindungi manusia serta tempat tinggalnya selama perang. Sementara Ares, di pihak lain, merupakan simbol dari keberutalan, kekejaman, dan horor dari perang. Athena dan Ares bermusuhan. Saudari Ares, Eris, memicu peperangan, Zeus mengarahkan jalannya perang, tetapi Ares mencintai perang untuk kesenangannya sendiri, dia menikmati hiruk-pikuk dan teriakan dalam perang, pembantaian manusia, dan penghancuran kota. Dia bahkan tidak mengikuti semangat keberpihakan, dia kadang-kadang mendukung satu pihak lalu membantu pihak lainnya, dia hanya melakukannya sesuai kehendak hatinya. Ares juga dianggap ikut berperan dalam kematian manusia yang disebabkan oleh wabah dan epidemi. Sifat Ares yang haus darah dan liar ini membuat dia dibenci baik oleh orang tuanya maupun oleh dewa lain.
Di antara para dewa, Ares adalah yang paling tidak dipercaya. Dalam Iliad dikatakan: "Kau adalah dewa Olimpus yang paling membenciku," Zeus berkata pada Ares, "Perselisihan, perang, dan pembantaian adalah hal yang kau sukai. Tempat kelahiran sekaligus rumah Ares terletak di antara bangsa Trakia, bangsa barbar yang suka berperang. Ke sanalah dia pergi setelah perselingkuhannya dengan Afrodit terungkap.

Sebagai dewa perang, Ares malah sering kalah dalam pertarungan. Athena pernah beberapa kali mengalahkan Ares. Herakles dan Diomedes juga pernah melukai tubuh Ares. Selain itu, Ares juga pernah dikalahkan oleh Aloadai, sepasang raksasa.

Atribut
Ares memiliki tombak berujung perunggu dan seperangkat baju perang (helm, perisai, sabuk, pelindung kaki) yang sangat bercahaya. Ares juga memiliki kereta perang yang ditarik oleh empat ekor kuda emas yang abadi dan mampu menyemburkan api: Aithon ("Api merah"), Konabos ("Kekacauan"), Flogios ("Nyala api") dan Fobos ("Rasa takut"). Istananya di Trakia merupakan benteng besi yang dipenuhi harta rampasan. 

Hewan keramat
Binatang kesukaan Ares adalah anjing. Hewan lainnya yang dikeramatkan bagi Ares adalah ular berbisa dan sekor naga yang menjaga mata air di Thebes. Burung favoritnya adalah burung pelatuk, burung hantu bertanduk, dan burung hering. Menurut Argonautica, burung keramat Ares (Ornithes Areioi) adalah burung berbulu anak panah yang menjaga kuil Ares di sebuah pulau di Laut Hitam. 

Pengawal
Deimos (teror) dan Fobos (rasa takut) adalah para pengawal Ares dalam pertempuran sekaligus anaknya dari dewi Afrodit. Pengawal Ares yang lainnya adalah Eris (saudari Ares), dewi pertengkaran, dan Enyo, dewi kekejaman dan perang yang haus darah. Ares juga ditemani oleh dewa perang lain, Enyalius, anaknya dari Enyo. Selain itu, pembantu Ares yang lain adalah Nike, dewi kemenangan.
Kehadiran Ares juga disertai oleh Kidoimos, dewa hiruk-pikuk peperangan, selain juga Makhai (dewa pertempuran), Hisminai (dewa pembantaian), Polemos (dewa perang), dan Alala, anak Polemos yang merupakan dewi seruan perang. 

Julukan
Dalam pemujaan terhadap Ares, sang dewa perang disebut juga sebagai Theritas (buas, kejam), Afneius (berlimpah), Gynaikothoinas (berpesta dengan perempuan), Alloprosallos (murah hati), Enyalius (dewa perang), Gradivus (pemimpin pasukan), dan Hiipius. Selain itu, Homer dan para penyair Yunani juga memberinya berbagai julukan, diantaranya adalah Brotoloigos (pembantai manusia), Andreiphontes (pembunuh manusia), Miaiphonos (berlumur darah), Laossoos (berperang dengan manusia), dan Teikhesipletes (penghancur kota).

Apollo (Dewa musik, pengobatan)

Apollo (bahasa Yunani: Απόλλων, Apóllōn; atau Απελλων, Apellōn) adalah Dewa cahaya, musik, pemanah, pengobatan, Matahari, dan penyair dalam mitologi Yunani dan mitologi Romawi. Ia merupakan anak dari Zeus dan Leto dan saudara kembar Artemis. Orakelnya di Delphi sangat terkenal. Banyak orang dari seluruh Yunani yang mengunjungi orakelnya untuk mencari tahu mengenai masa depan mereka. Dalam mitologi Etruska, dia dikenal sebagai Apullu. Apollo disembah baik oleh orang Yunani kuno maupun oleh orang Romawi kuno.
Ia mempunyai busur yang terbuat dari emas. Pohon salam, burung gagak, dan hewan lumba-lumba dikeramatkan untuknya.
Pengobatan dan penyembuhan dikaitkan padanya atau pada anaknya, Asklepios (dewa pengobatan), karena Apollo dipandang sebagai dewa yang membawa kesehatan, penyakit wabah. Sebagai dewa musik, Apollo adalah pemimpin para Muse (dewi musik dan nyanyian). Hermes menciptakan lira untuk Apollo dan alat musik tersebut menjadi atribut penting Apollo. Himne yang dinyanyikan untuk Apollo disebut paian. Pada masa Yunani kuno, terutama pada abad ketiga SM, dia dikaitkan dengan Helios (dewa Matahari) dan saudarinya, Artemis, dikaitkan dengan Selene (dewi bulan).

 Asal-Usul
Ada dua pendapat umum mengenai asal-usul Apollo: Salah satunya adalah bahwa Apollo berasal dari daerah timur, pendapat lainnya mengaitkan Apollo dengan bangsa Doria dan dewa mereka apellai (juga bulan Apellaios).Walter Burkert menyatakan bahwa asal-usulnya dapat dilihat dari para penyembahnya: bangsa Yunani Doria, bangsa Kreta-Minoa, dan bangsa Syro-Hittis.Menurut pendapat pertama, baik Apollo di Yunani maupun di Etruska mulai muncul di Aegea pada Zaman Besi (antara 1100 SM - 800 SM) dari Anatolia. Homer menceritakan Apollo memihak bangsa Troya dalam Perang Troya, dan dia dihubungkan dengan dewa bangsa Luwian, Apaliunas, yang tampaknya melakukan perjalanan dari timur ke barat. Dewa Aplu (dewa dari mitologi Hittis dan Hurria pada Zaman Perunggu Akhir, antara tahun 1700–1200 SM), juga mirip dengan Apollo yang diceritakan oleh Homer, yaitu sama-sama merupakan dewa wabah. Selain itu Aplu juga melambangkan dewa tikus Apollo Smitheus

Apollo (kiri) dan Artemis


Etimologi
Asal nama Apollo tidak jelas. Plato, dalam Kratilos, menghubungkan nama Apollo dengan ἀπόλυσις (apolisis), "menebus", dengan ἀπόλουσις (apolousis), "pemurnian", dan dengan ἁπλοῦν (aploun), "sederhana". Hesikhius menghubungkan nama Apollo dengan απελλα (apella) dari bahasa Doria, yang bermakna "majelis", sehingga Apollo disebut sebagai dewa politik. Kemungkinan lain adalah bahwa apellai berasal dari bentuk kuno dari Apollo yang bisa disamakan dengan Appaliunas, dewa dari Anatolia yang namanya kemungkinan bermakna "ayah singa" atau "ayah cahaya". Orang Yunani menghubungkan nama Apollo dengan kata kerja απολλυμι (apollimi) bermakna "menghancurkan". Pada masa modern, ada pendapat bahwa nama Apollo berasal dari nama dewa dari mitologi Hurria dan Hittis, Aplu, yang disembah selama "masa wabah". Aplu sendiri berasal dari mitologi Akkadia, Aplu Enlil, bermakna "putra Enlil", sebuah gelar yang diberikan pada dewa Nergal, yang dihubungkan dengan Shamash, dewa Matahari Babilonia.

Tartaros (bagian tergelap dan terdalam dari dunia bawah)

Tartaros (bahasa Yunani: Τάρταρος) berasal dari mitologi Yunani Kuno. Tartatos diasosiasikan sebagai suatu tempat di bawah tanah yang kelam dan kejam (ada juga yang menyebutkannya sebagai neraka). Tartaros dipakai oleh dewa Zeus untuk mengurung sekaligus menghukum para perusak dan penjahat, seperti Titan, Tantalos dan lainnya.

Pontos (Dewa Laut; Ayah para makhluk laut)

Patung Pontus dari abad ke-2
Hanya sedikit yang diketahui tentang Pontos, Dalam mitologi yunani Pontos (bahasa Yunani: Πόντος) adalah salah satu dewa awal dalam mitologi Yunani dan merupakan dewa laut. Pontos adalah anak dari Gaia. Hesiod mengatakan bahwa Gaia melahirkan Pontos tanpa pasangan. Dari hubungannya dengan Gaia, Pontos memiliki anak Nereus, Thaumas, Forkis, Keto, dan Euribia. Sedangkan dari Thalassa, Pontos menjadi ayah dari para Telkhines.

Urea (Dewa pegunungan)

Hanya sedikit yang diketahu tentang Urea, Dalam mitologi Yunani, Urea (bahasa Yunani: Oὔρεα, tunggal: Ούρος, Ouros, "pegunungan") adalah dewa gunung dan pegunungan. Urea adalah anak dari Gaia (bumi). Setiap gunung memiliki Ureanya sendiri. Urea termasuk dalam kelompok dewa awal (Protogenoi). Urea digambarkan sebagai lelaki tua yang muncul dari pegunungan

Uranus (Dewa Langit)

Uranus (berdiri)
Uranus (bahasa Yunani: Οὐρανός) dalam dunia mitologi Yunani adalah dewa langit dan merupakan putra sekaligus suami Gaia (bumi), Gaia dan Uranus memiliki 6 putra Titan yaitu Okeanos, Koios, Hiperion, Krios, Iapetos, Kronos, dan 6 putri Titan yaitu Theia, Rea, Mnemosine, Foibe, Tethis, Themis, 3 Kiklops (raksasa bermata satu) yaitu Brontes, Steropes, Arges dan 3 Hekatonkheire (raksasa berlengan seratus) yaitu Kottus, Briareus, dan Giges.
Uranus membenci anak-anaknya dan menyembunyikan mereka di dasar bumi. Gaia ingin membalas dendam pada suaminya, maka ia memerintahkan Kronos (putra bungsunya) untuk mengebiri Uranus. Sebagai imbalan, Gaia akan menjadikan Kronos sebagai penguasa dunia. Gaia mempersenjatai Kronos dengan sabit/arit. Ketika Uranus sedang tidur, Kronos mengebiri Uranus dan alat kelamin Uranus ke laut. dari luka Uranus, lahirlah para Erinyes sang raksasa, Nimfa dan Meliai. Dari alat kelamin Uranus muncullah Afrodit.
karena murka kepada Kronos, Uranus pun meramalkan kalau Kronos akan digulingkan dari tahtanya oleh putranya sendiri (sebagaimana yang terjadi pada Uranus).

Khronos (Dewa Waktu)

Patung Khronos di makam Georg Wolff.
Dalam mitologi Yunani (terutama mitos Orfik), Khronos (Χρόνος) adalah dewa waktu. Berbeda dengan sumber lain yang menyatakan bahwa Khaos adalah awal segala sesuatu, mitos Orfik menyebutkan bahwa dunia berawal dari Khronos (waktu) dan Ananke atau Adrasteia (keniscayaan).

Dalam Mitos Orfik
Sebelum dunia tercipta, ada sebuah periode ketika waktu adalah sesuatu yang tidak terbatas
dan tidak ada yang bertambah tua (beberapa orang
menyebutnya Aion). Yang hidup pada masa ini hanyalah Khronos dan Ananke. Mereka kemudian bersetubuh dan menghasilkan Aither, Khaos, dan Erebos. Khronos lalu bersetubuh lagi dengan Aither (atau dengan Khaos dan Aither) dan membentuk telur semesta yang berwarna perak. Dari telur ini lahirlah Fanes (Protogonos). Telur itu sendiri kemudian menjadi alam semesta yang kemudian dipimpin oleh Fanes. 

Penggambaran
Khronos digambarkan memiliki tubuh ular dengan tiga kepala (manusia, banteng, dan singa). Khronos juga digambarkan sebagai lelaki tua yang berjanggut