Burung Mitologis
Showing posts with label Burung Mitologis. Show all posts
Showing posts with label Burung Mitologis. Show all posts

Griffin / Gryphon

Griffin / Gryphon (tengah)
Griffin (Yunani: gryphos ; Persia: شیردال; shirdal : “singa-rajawali” ) (disebut juga Gryphon) adalah makhluk legendaris bertubuh singa tetapi bersayap dan berkepala rajawali. Selayaknya singa, makhluk ini menjadi “Raja hewan buas” dan sebagai burung rajawali, ia menjadi “Raja di udara”. Oleh sebab itu, Griffin merupakan penggambaran makhluk yang paling berkuasa atas kedua hal tersebut dan dijuluki sebagai “Raja hewan buas dan penguasa udara”.


Di dalam tradisi masyarakat Mesopotamia nama makhluk seperti ini tidak diketahui. Dalam bahasa Akkadian, makhluk bertubuh singa, berkepala dan bersayap rajawali lebih dikenal dengan sebutan kuribu. Kata kuribu berasal dari kata karabu yang biasanya digunakan sebagai formula berkat. Dari kata kuribu ini kemudian muncul kata keruv (dalam bahasa Inggris: cherub) yang digunakan di dalam teks-teks Alkitab untuk menunjuk pada makhluk sorgawi yang bersayap. Di dalam tradisi Yunani, makhluk ini digambarkan sebagai makhluk yang cukup berbahaya dan tinggal di gunung-gunung.

Impundulu

Impundulu (atau izulu, inyoni yezulu) adalah makhluk mitologi dalam cerita rakyat suku-suku di Afrika bagian selatan, meliputi suku Pondo, Zulu dan Xhosa. Impundulu ("burung petir") berwujud seekor burung berbulu hitam putih seukuran manusia, dan mampu menciptakan petir dan kilat dengan sayap dan cakarnya. Impundulu merupakan makhluk mirip vampir yang diasosiasikan dengan ilmu sihir dan kadang-kadang dimanfaatkan oleh dukun untuk menyerang orang lain. Dikatakan bahwa makhluk ini selalu haus akan darah. Terkadang impundulu berubah menjadi pria tampan dan berhubungan seksual dengan perempuan. Pada tahun 2005, seorang pria di Afrika Selatan dinyatakan bersalah atas pembunuhan seorang anak berusia dua tahun yang dia percayai sebagai impundulu.

Feniks

Feniks (bahasa Yunani: ΦοίνικαςPhoínikas, bahasa Latin: Phoenix, bahasa Belanda: Feniks, bahasa Perancis: Phénix) dalam mitologi Mesir adalah sejenis burung api legendaris yang keramat. Burung api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan.
Feniks dikatakan dapat hidup selama 500 atau 1461 tahun. Setelah hidup selama itu, Feniks membakar dirinya sendiri. Setelah itu, dari abunya, munculah burung Feniks muda. Siklus hidup burung Feniks seperti itu (regenerasi), bangkit kembali setelah mati, lalu muncul sebagai sosok yang baru.

Feniks merupakan simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati.
Feniks menjadi simbol suci pemujaan terhadap Dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Burung Feniks simbol dari "Dewa Matahari - Ra".

sumber : id.wikipedia.org

Fenghuang (mitologi)

Fenghuang (bahasa Mandarin: 鳳凰; pinyin: fènghuáng; bahasa Jepang: hōō; bahasa Korea: 봉황 bonghwang; bahasa Vietnam: Phượng Hoàng) adalah sebuah spesies burung dalam mitologi Cina. Yang jantan disebut feng dan betina disebut huang. Dalam masa sekarang ini perbedaan kelamin tersebut jarang lagi dipakai.
Fenghuang kerap ditemukan berpasangan dengan naga yang memiliki konotasi jantan. Di dunia barat, fenghuang sering dihubungkan dengan feniks.
Di kalangan Tionghoa-Indonesia, Fenghuang sendiri biasanya dikenal dengan nama dalam dialek Hokkian-nya, hong. Biasanya dilafalkan berpasangan dengan naga sehingga dilafalkan menjadi leng-hong.
Pada masa Cina kuno, fenghuang sering ditemukan pada dekorasi pernikahan atau keluarga ningrat bersamaan dengan naga. Ini disebabkan tradisi Cina yang menganggap naga dan feniks sebagai simbol hubungan yang mesra antara suami dan istri, sebuah bentuk metafora antara yin dan yang.
Fenghuang juga adalah nama kabupaten di provinsi Hunan.

Cendrawasih (mitologi)

Burung Cenderawasih adalah sejenis burung dalam mitologi. Dikenal di kawasan nusantara dan sekitarnya, burung ini memiliki kedudukan yang mirip dengan burung feniks di Timur Tengah atau pun burung fenghuang di Asia Timur.
Etimologi dari "cenderawasih" adalah dari "cendra" atau dewa-dewi bulan dan "wasi" yang memiliki arti wakil atau utusan, jadi "cenderawasih" artinya utusan dewa-dewi bulan.
Burung ini disebut-sebut dalam kitab mistis Tajul Muluk.
Burung ini berasal dari surga dan selalu berdampingan dengan para wali. Kepalanya berwarna kuning keemasan dengan empat pasang sayap yang tiada taranya. Yang menjadi ciri khasnya adalah dua utas "antena" yang teruntai di ekornya. Barang siapa yang melihatnya pastilah tertegun dan takjub akan keindahan dan keunikan burung ini.
Menurut kitab-kitab lama, seandainya burung cendrawasih turun ke bumi maka akan tamatlah riwayatnya. Namun ajaibnya, ia tidak akan lenyap seperti bangkai binatang lain. Ini dikarenakan burung cendrawasih hanya makan embun surga. Malah ia mengeluarkan wangi yang sukar diungkapkan dengan kata-kata. Banyak yang menginginkan burung ini karena berbagai khasiat yang konon dimilikinya, termasuk dalam perobatan.
Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Melayu Antique. Bisa dikatakan bahwa burung cendrawasih adalah mitos di wilayah nusantara yang masih berkaitan dengan burung fenghuang di Asia Timur dan berhubungan dengan keluarga kerajaan. Orang Eropa menyebutnya dengan panggilan bird of paradise sesuai dengan hikayat yang menyelubunginya. Tidak heran kemudian nama "cendrawasih" dipakai untuk burung-burung yang ada di dalam keluarga Paradisaeidae.

sumber : wikipedia.org

Garuda

Garuda (Sanskerta: Garuḍa dan Bahasa Pāli Garula) adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.
Bangsa Jepang juga mengenal Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.
Indonesia dan Thailand menggunakan Garuda sebagai lambang negaranya.

Garuda Menurut Mitologi Hindu
Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung, wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan Kaśyapa dan Winatā, salah seorang putri Dakṣa.
Ia musuh bebuyutan para ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar dengan sesama istri dan atasannya, yaitu Kadru, ibu para ular.
Sinar Garuda sangat terang sehingga para dewa mengiranya Agni (Dewa Api) dan memujanya. Garuda seringkali dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh, tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya berwarna keemasan.
Ia memiliki putera bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.
Garuda dikatakan pernah mencuri amerta dari para dewa untuk membebaskan ibunya dari cengkeraman Kadru. Kemudian Indra mengetahuinya dan bertempur hebat dengannya. Amerta dapat direbut kembali, tetapi Indra luka parah dan kilatnya (bajra) menjadi rusak.

Nama-Nama Garuda
Garuda memiliki banyak nama dan julukan. Di bawah ini disajikan nama-namanya berikut artinya:

Nama-Nama Lain Garuda :
  • Kaśyapi
  • Wainateya
  • Suparṇna
  • Garutmān
  • Dakṣāya
  • Śālmalin
  • Tārkṣya
  • Wināyaka

Nama-Nama Julukan :
  • Sitānana, ‘wajah putih hijau’.
  • Rakta-pakṣa, ‘sayap merah’.
  • Śweta-rohita, ‘sang putih merah’.
  • Suwarṇakāya, ‘tubuh emas’.
  • Gaganeśwara, ‘raja langit’.
  • Khageśwara, ‘raja burung’.
  • Nāgāntaka, ‘pembunuh naga’.
  • Pannaganāśana, ‘pembunuh naga’.
  • Sarpārāti, ‘musuh ular-ular’.
  • Taraswin, ‘yang cepat’.
  • Rasāyana, ‘yang bergerak cepat sebagai perak’.
  • Kāmachārin, ‘yang pergi sesukanya’.
  • Kāmāyus, ‘yang hidup dengan senang’.
  • Chirād, ‘makan banyak’.
  • Wiṣṇuratha, ‘kereta Wisnu’.
  • Amṛtāharaṇa, ‘pencuri amerta’.
  • Sudhāhara, ‘pencuri’
  • Surendrajit, ‘penakluk Indra’.
  • Bajrajit, ‘penakluk kilat’.

source: id.wikipedia.org